Logo adalah wajah pertama dari sebuah brand. Dalam dunia usaha kuliner, khususnya toko roti (bakery), logo harus menggambarkan rasa yang lezat, kesegaran, dan tentunya kehangatan. Desain logo Bakery ini merupakan hasil eksperimen desain grafis pribadi, yang menggabungkan visualisasi roti tawar dengan bentuk yang familiar dan friendly di mata pelanggan.
Bisa dibilang, desain ini adalah bentuk ide kreatif dari kerja visual yang sederhana. Gambar sepotong roti dipadukan dengan background kuning cerah—warna yang umum diasosiasikan dengan keceriaan, energi positif, dan tentu saja, rasa lapar! Bentuk roti yang digunakan juga mirip dengan bentuk-bentuk logo bakery klasik, yang memang menjadi inspirasi awal dalam proses pembuatannya.
Meski sekilas terlihat seperti logo bakery yang sudah ada, perbedaan utamanya ada pada eksekusi visual dan kesengajaan dalam warna. Ini bukan semata-mata hasil meniru, melainkan bagian dari proses eksplorasi desain—di mana referensi visual memang wajar digunakan dalam industri kreatif. Namun, setiap karya tetap diberi sentuhan khas sesuai kepribadian dan nilai yang ingin ditonjolkan.
Tulisan "BAKERY" yang tebal di bagian bawah juga bukan tanpa tujuan. Pemilihan font bold bertujuan untuk mempertegas brand dan menanamkan brand awareness lebih kuat di benak konsumen. Desain ini dirancang agar cocok diaplikasikan pada kemasan, spanduk toko, branding outlet, atau bahkan untuk ikon aplikasi pemesanan roti secara online.
Yang menarik, desain logo ini sangat scalable. Artinya, ketika dikecilkan, bentuk roti dan huruf tetap terbaca jelas—sebuah nilai plus untuk urusan identitas visual brand. Kalau dipakai untuk keperluan UMKM bakery, warung roti, ataupun franchise, logo ini sangat representatif untuk menunjukkan bahwa bisnis tersebut menjual produk roti yang fresh dan menyenangkan.
Dari sudut pandang branding, logo ini bisa jadi titik awal membangun cerita merek (brand story). Misalnya, bagaimana roti dipanggang setiap pagi dengan cinta, atau bagaimana bakery kecil ingin menebar aroma bahagia di sekitar lingkungan. Logo ini bisa membantu memperkuat narasi itu secara visual dan emosional.
Jadi, meskipun desain ini bermula dari eksperimen pribadi, tetap ada nilai kreatif yang bisa dijual. Karena branding itu bukan soal siapa yang pertama, tapi siapa yang paling bisa dikenang. Dan dalam dunia bakery, yang dikenang itu bukan hanya rasa roti—tapi juga logonya.
No comments:
Post a Comment